
Ternate, Titiknusantara.com- Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unkhair Ternate secara kelembagaan, turut prihatin atas kerusakan lingkungan deforestasi hutan dan temuan pencemaran logam berat beracun diperairan teluk weda, Halmahera Tengah (Halteng) Maluku Utara. Jumat 30 Mei 2025.
Dilfan Najim manyampaikan hasil penelitian bersama Nakes Foundation dan Universitas Tadulako (Untad) Menemukan kandungan Merkuri dan arsenik pada ikan tangkapan nelayan setempat.
Dia juga mengatakan bahwa respon dan tanggapan terkait isu hangat hari-hari ini dengan rencana kebijakan Pemerintah provinsi Maluku Utara (Pemprov Malut) Untuk melakukan penghentian aktivitas nelayan, yang disampaikan oleh Plt kepala Dinas kelautan dan Perikanan Fauji Momole.
Presiden BEM FEB Unkhair Ternate Dilfan Najim Menilai rencana Kebijakan ini mencerminkan watak kebodohan dan ketidakmampuan pemerintah dalam menyelesaikan masalah, kebijakan itu harus adil dan bermuara pada penyelesaian masalah, bukan menghadirkan masalah.
” Penghentian aktivitas nelayan oleh Pemprov Malut, yang disampaikan oleh kepala Dinas kelautan dan perikanan, Bagi Saya ini merupakan kejahilian yang tak pantas diterima oleh publik, artinya menghentikan aktivitas Nelayan itu sama halnya dengan membiarkan Perusahaan itu secera terus menerus melakukan pencemaran logam berat, karena itu yang harus dihentikan adalah aktivitas pertambangan, perusahaan pertambangan itu bagaikan rumah yang sedang terbakar kobaran apinya menyala kencang lalu pemerintah hadir menghimbau kepada tim pemadam kebakaran untuk mengatasi masalah kebakaran rumah itu dengan menyiramnya dengan bensin. Yang Seharusnya disiram dengan air, sama halnya dengan rencana pemerintah penghentian aktivitas nelayan sebagai solusi mengatasi masalah, padahal sudah jelas masalah pencemaran logam berat di teluk Weda itu terjadi karena aktivitas pertambangan sehingga yang harus di hentikan adalah aktivitas pertambangan bukan nelayan. Terindikasi ada upaya peralihan profesi dari nelayan menuju buruh di perusahan,”cetusnya.
Dia juga menjelaskan dalam kamus kehidupan nelayan, nelayan itu menaruh harapan menggantungkan kehidupannya di laut karena laut sebagai sumber penghidupan dan penghasilan bagi mereka. rencana oleh pemerintah provinsi Maluku Utara dalam mengatasi masalah pencemaran logam berat yang terjadi diteluk Weda tidaklah solutif, dan Mengancam hak dasar masyarakat dalam mengakses Sumber-sumber penghidupannya, justru pemerintah memperlihatkan kelemahan maupun keberpihakan terhadap korporasi lalu menyudutkan Para masyarakat nelayan.
Lanjutnya, Dia juga membeberkan Masalah kerusakan lingkungan serta pencemaran logam berat diteluk Weda terjadi akibat dari aktivitas pertambangan maka yang harus dihentikan adalah aktivitas perusahaan produksi maupun pertambangan yang di bawah komando PT. Iwip Pemprov Malut harus berikan panisme dengan menghentikan aktivitas Pertambangan karena dalang dari terjadinya pencemaran adalah ekstraksi operasi tambang nikel sehingga nelayan menjadi korban.
“omong kosong meritokrasi yang digaungkan oleh Gubernur Malut, tanpa ada evaluasi dan implementasi yang nyata, Kami Menilai Pemprov krisis ide, apalagi Plt, Kadis Kelautan dan Perikanan tidak layak dilibatkan dalam mengatur tata kelola pemerintahan, sebab apa yang disampaikan Oleh Plt, kepala dinas kelautan dan perikanan menampakkan ketidakmampuan, karena itu Pemprov Malut harus evaluasi dan tertibkan seluruh Jajaran pemerintahan atas nama prinsip meritokrasi, serta mengambil langkah mitigasi penyelesaian masalah yang lebih kongkrit dan memperhatikan pada keberlanjutan lingkungan,”Ujarnya.
“Sebagai wujud dan ekspresi membela hak-hak dasar Masyarakat dan Nelayan di Halmahera Tengah. BEM FEB Unkhair Ternate Menolak rencana penghentian sementara aktivitas nelayan Oleh pemerintah provinsi Maluku Utara,”ungkapnya.
Oleh karena itu, Dia juga menekan Pemprov Malut tidak memberikan Panisme kepada PT. Iwip dan anak-anak perusahaannya “kami Akan Geruduk Kantor Gubernur dan boikot Seluruh perusahaan yang beroperasi di Halmahera Tengah,”Pungkasnya.
(t/wer)